Surat Terpilih untuk Februari oleh Sherlynn Yu

"Jika perasaan sulit disuarakan maka suratkanlah"

- Surat untuk Februari.

Bulan ini, aku banyak belajar tentang ‘merayakan cerita’.

Identik dengan Valentine’s, Imlek, perayaan yang mengedepankan kebersamaan, cinta, dan banyak lagi. Percakapan kecil di tengah kota, menunggu waktu berjalan, bingung mau makan apa di kantin kampus, kembali menulis di Medium, nonton bioskop, melihat pemandangan alam, dan mengucapkan beberapa selamat tinggal sebelum mengiyakan sejumlah “selamat datang”.

i.
Kalau Februari adalah warna, mungkin coklat. Sederhana, hangat, penuh dengan refleksi catatan-catatan kecil yang terlalu cepat berlalu. Setiap cerita patut dirayakan, karena meski setiap orang hidup di bawah langit serupa, tetap saja setiap kita unik. Satu-satunya di dunia. Versiku bukan versimu. Belajar menghargai, sesekali menghidupi.

ii.
Waktu tidak perlu dikejar. Biarkan waktu ‘berjalan’ dengan sendirinya; waktu tidak bisa ditantang, dilawan, atau diajak berdebat. Waktu berjalan dengan sendirinya, serta perasaan-perasaan yang terkandung di dalamnya. Hidup tidak perlu ditunggu. Karena cinta akan datang dengan mengetuk, mengucapkan permisi, apa mau kita menerimanya untuk diri kita sendiri.

iii.
Semakin sulit, semakin mampu, semakin tahu tapi nikmati saja. Lika-liku perjalanan ini perlahan membuat kita lebih tenang, lebih ingin hidup biasa saja, sederhana, tapi dengan pengetahuan lebih. Oh, ternyata begini. Oh, ternyata begitu. Kejutan. Itu hidup. Rendahkan hati, tinggikan kasih.

Karena ini Februari, bulan menemukan cinta, bulan merayakan cerita.

Jangan dikejar, nanti capek. Biarkanlah mengetuk, dan terima kejutan manis itu setiap harinya.

Terima kasih, ya.

Surabaya, 25 Februari 2024.
-
#PecanduBukudiKaryaKarsa #SuratuntukFebruari2024 #PecanduBuku